Salah satu tempat spa di Maladewa (Foto: myinteriordesign.us)
PEMERINTAH Maladewa membatalkan pelarangan terhadap beroperasinya spa dan pijat mewah di hotel dan resor di Maladewa. Pembatalan terjadi atas tekanan dari industri pariwisata yang merugi karena usahanya ditutup dan sepi wisatawan.
"Kami telah membatalkan pelarangan tersebut dan kini pelayanan spa dan pijat kembali tersedia, khususnya untuk turis. Kami ingin memberikan kenyamanan untuk turis," kata Presiden Maladewa, Nasheed, seperti dilansir Reuters, Kamis (05/01/2012).
Nasheed mengatakan, pelarangan muncul sebagai respon terhadap protes dari partai oposisi. Mereka mengklaim bahwa fasilitas spa dan pijat di Maladewa menjadi akar wisata seks serta peredaran narkoba dan alkohol di negara mayoritas muslim yang berpopulasi 400.000 penduduk ini.
Namun mantan Presiden Maladewa, Maumoon Abdul Gayoom mengatakan bahwa partai oposisi sebenarnya tidak pernah meminta dilakukan pelarangan atas beroperasinya spa. Dia mengklaim bahwa hal ini hanyalah persoalan persaingan bisnis.
Pelarangan praktek spa dan pijat berpengaruh besar terhadap Industri pariwisata di pulau kecil di Samudra Hindia ini, yang dengan resor-resor di pantai pasir putihnya setiap tahun menarik 800.000 wisatawan mancanegara, termasuk para selebriti dunia yang ingin berbulan madu.
"Kami telah membatalkan pelarangan tersebut dan kini pelayanan spa dan pijat kembali tersedia, khususnya untuk turis. Kami ingin memberikan kenyamanan untuk turis," kata Presiden Maladewa, Nasheed, seperti dilansir Reuters, Kamis (05/01/2012).
Nasheed mengatakan, pelarangan muncul sebagai respon terhadap protes dari partai oposisi. Mereka mengklaim bahwa fasilitas spa dan pijat di Maladewa menjadi akar wisata seks serta peredaran narkoba dan alkohol di negara mayoritas muslim yang berpopulasi 400.000 penduduk ini.
Namun mantan Presiden Maladewa, Maumoon Abdul Gayoom mengatakan bahwa partai oposisi sebenarnya tidak pernah meminta dilakukan pelarangan atas beroperasinya spa. Dia mengklaim bahwa hal ini hanyalah persoalan persaingan bisnis.
Pelarangan praktek spa dan pijat berpengaruh besar terhadap Industri pariwisata di pulau kecil di Samudra Hindia ini, yang dengan resor-resor di pantai pasir putihnya setiap tahun menarik 800.000 wisatawan mancanegara, termasuk para selebriti dunia yang ingin berbulan madu.
