[Cerita Dewasa] Riska gadis sma

http://1.bp.blogspot.com/-PAgHpxyb1Fk/TWc3oKif2uI/AAAAAAAAACI/tg-KcYZuS9A/s1600/hth.jpeg

Riska adalah seorang gadis pelajarkelas 3 di sebuah SMU negeriterkemuka di kota YK. Gadis yangberusia 17 tahun ini memiliki tubuhyang sekal dan padat, kulitnya kuninglangsat. Rambutnya tergerai lurus sebahu, wajahnya juga lumayancantik. 

Dia adalah anak bungsu dari limabersaudara, ayahnya adalah seorangpejabat yang kini bersama ibunyatengah bertugas di ibukota, sedangkakak-kakaknya tinggal di berbagaikota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. 

Maka tinggallah Riska seorang diri dirumah tersebut, terkadang dia jugaditemani oleh sepupunya yangmahasiswi dari sebuah universitasnegeri ternama di kota itu. Sebagai anak ABG yang mengikutitrend masa kini, Riska sangat gemarmemakai pakaian yang serba ketattermasuk juga seragam sekolah yangdikenakannya sehari-hari. 

Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukupmenyingkapkan kedua pahanya yangputih mulus, dan ukuran roknya yangketat itu juga memperlihatkan lekukbody tubuhnya yang sekalmenggairahkan. Penampilannya yang aduhai ini tentumengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmatikemolekan tubuhnya sampai yangberhasrat ingin menggagahinya.Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depangang rumah Riska. 

Parno, pria berusia40 tahunan itu, memang seorang priayang berlibido tinggi, birahinya seringnaik tak terkendali apabila melihatgadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya. Sosok pribadi Riska memang cukupsupel dalam bergaul dan sedikit genittermasuk kepada Parno yang seringmengantarkan Riska dari jalan besarmenuju ke kediaman Riska yangmasuk ke dalam gang. Suatu sore, Riska pulang dari sekolah.Seperti biasa Parno mengantarnyadari jalan raya menuju ke rumah. Soreitu suasana agak mendung dan hujanrintik-rintik, keadaan di sekitar jugasepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. 

Dan Parnomemutuskan saat inilah kesempatanterbaiknya untuk melampiaskanhasrat birahinya kepada Riska. Iatelah mempersiapkan segalanya,termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengajamengambil jalan memutar lewat jalanyang lebih sepi, jalurnya agak jauhdari jalur yang dilewati sehari-harikarena jalannya memutar melewatiareal pekuburan. “Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.“Di depan ada kawinan, jadi jalannyaditutup”, bujuk Parno sambil terusmengayuh becaknya. 

Dengan sedikit kesal Riska punterpaksa mengikuti kemauan Parnoyang mulai mengayuh becaknya agakcepat. Setelah sampai pada lokasiyang telah direncanakan Parno, yaitudi sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parnomembelokkan becaknya masuk kedalam gedung tua itu. “Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanyaRiska.“Hujan..”, jawab Parno sambilmenghentikan becaknya tepat ditengah-tengah bangunan kuno yanggelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya. Bangunan tersebut adalah bekaspabrik tebu yang dibangun padajaman belanda dan sekarang sudahtidak dipakai lagi, paling-palingsesekali dipakai untuk gudang warga.

Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnyamulai terlihat was-was dan gelisah. “Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu disini, daripada basah-basahan sama airhujan mending kita basah-basahankeringat..”, ujar Parno sambilmenyeringai turun dari tempat kemudibecaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak. Bagai tersambar petir Riskapun kagetmendengar ucapan Parno tadi. “A.. Apa maksudnya Pak?”, tanyaRiska sambil terbengong-bengong.“Non cantik, kamu mau ini?” Parnotiba-tiba menurunkan celanakomprangnya, mengeluarkanpenisnya yang telah mengeras dan membesar.

Riska terkejut setengah mati dantubuhnya seketika lemas ketikamelihat pemandangan yang belumpernah dia lihat selama ini. “J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pintaRiska dengan wajah yang memucat. Sejenak Parno menatap tubuh Riskayang menggairahkan, denganposisinya yang duduk itutersingkaplah dari balik rok abu-abuseragam SMU-nya kedua paha Riskayang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahankaki gadis itu. 

Dan di bagian atasnya,kedua buah dada ranum nampakmenonjol dari balik baju putihseragamnya yang berukuran ketat. “Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riskamulai menangis dalam posisiduduknya sambil merapatkan badanke sandaran becak, seolah inginmenjaga jarak dengan Parno yangsemakin mendekati tubuhnya. Tubuh Riska mulai menggigil namunbukan karena dinginnya udara saatitu, tetapi tatkala dirasakannyasepasang tangan yang kasar mulaimenyentuh pahanya. 

Tangannyasecara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamahpaha Riska, tapi percuma saja karenakedua tangan Parno dengan kuatnyamemegang kedua paha Riska. “Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg..Jangann..”, Riska meronta-rontadengan menggerak-gerakkan keduakakinya. 

Akan tetapi Parno malahansemakin menjadi-jadi,dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkanbadannya ke tubuh Riska. Riska pun menjadi mati kutusementara isak tangisnya menggemadi dalam ruangan yang mulai gelapdan sepi itu. Kedua tangan kasarParno mulai bergerak mengurut keduapaha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. 

Tubuh Riskamenggeliat ketika tangan-tanganParno mulai menggerayangi bagianpangkal paha Riska, dan wajah Riskamenyeringai ketika jari-jemari Parnomulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya. “Iihh..”, pekikan Riska kembalimenggema di ruangan itu di saat jariParno ada yang masuk ke dalam liangvaginanya. Tubuh Riska menggeliat kencang disaat jari itu mulai mengorek-ngoreklubang kewanitaannya. Desah nafasParno semakin kencang, dia nampaksangat menikmati adegan ‘pembuka’ini. 

Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yangmenggeliat-geliat akibat jari tengahParno yang menari-nari di dalamlubang kemaluannya. “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suaradari bagian selangkangan Riska. Saatini lubang kemaluan Riska telah banjiroleh cairan kemaluannya yangmengucur membasahi selangkangandan jari-jari Parno. Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini,Parno mencabut jarinya dari lubangkemaluan Riska. Riska nampakterengah-engah, air matanya jugameleleh membasahi pipinya. 

Parnokemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintalsementara Riska hanya bisa terdiampasrah, detak jantungnya terasa disekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuhRiska sambil terus meremas remaspantat gadis itu. Selanjutnya Parno mulai menikmatibibir Riska yang tebal dan sensual itu,dikulumnya bibir itu dengan rakus bakseseorang yang tengah kelaparanmelahap makanan. 

“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riskamendesah-desah di saat Parnomelumat bibirnya. Dikulum-kulum,digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigidan bibir Parno yang kasar dan baurokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.“Oohh.. Eenngghh..”, Riskamengerang-ngerang di saat lehernyadikecup dan dihisap-hisap oleh Parno. 

 http://photoserver.ws/images/JFSc4d28f79752479.jpg
  
Cengkeraman Parno di tubuh Riskacukup kuat sehingga membuat Riskasulit bernafas apalagi bergerak, danhal inilah yang membuat Riska pasrahdi hadapan Parno yang tengahmemperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraihkepala Riska dan menekan tubuhRiska ke bawah sehingga posisinyaberlutut di hadapan tubuh Parno yangberdiri tegak di hadapannya.Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya. 

“Ayo.. Jangan macam-macam noncantik.. Buka mulut kamu”, bentakParno sambil menjambak rambutRiska. Takut pada bentakan Parno, Riska takbisa menolak permintaannya. Sambilterisak-isak dia sedikit demi sedikitmembuka mulutnya dan segera sajaParno mendorong masuk penisnya kedalam mulut Riska. “Hmmphh..”, Riska mendesah lagiketika benda menjijikkan itu masuk kedalam mulutnya hingga pipi Riskamenggelembung karena batangkemaluan Parno yang menyumpalnya.“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. 

Kepalanya menengadahkeatas merasakan hangat danlembutnya rongga mulut Riska disekujur batang kemaluannya yangmenyumpal di mulut Riska. Riska menangis tak berdaya menahangejolak nafsu Parno. Sementarakedua tangan Parno yang masihmencengkeram erat kepala Riskamulai menggerakkan kepala Riskamaju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. 

Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelasdiselingi batuk-batuk. Beberapa menit lamanya Parnomelakukan hal itu kepada Riska, dianampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, keduatangannya menggerakkan kepalaRiska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska.Wajah Parno menyeringai, mulutnyamenganga, matanya terpejam eratdan.. “Aakkhh..”, Parno melengking, croot..croott.. crroott.. 

Seiring dengan muncratnya cairanputih kental dari kemaluan Parnoyang mengisi mulut Riska yangterkejut menerima muntahan cairanitu. Riska berusaha melepaskanbatang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parnomencengkeram kuat kepala Riska.Sebagian besar sperma Parnoberhasil masuk memenuhi ronggamulut Riska dan mengalir masuk ketenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulutRiska. “Ahh”, sambil mendesah lega, Parnomencabut batang kemaluannya darimulut Riska. 

Nampak batang penisnya basah olehcairan sperma yang bercampurdengan air liur Riska. Demikian pulahalnya dengan mulut Riska yangnampak basah oleh cairan yang sama.Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnyajuga lemas dan shock setelahdiperlakukan Parno seperti itu. “Sudah Pak.. Sudahh..” Riskamenangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’dengan Parno yang sambil mengaturnafas berdiri dengan gagahnya dihadapan Riska. 

Nafsu birahi yang masih memuncakdalam diri Parno membuat tenaganyamenjadi kuat berlipat-lipat kali,apalagi dia telah menenggak jamusuper kuat demi kelancaran hajatnyaini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunyakembali bergejolak hingga batangkemaluannya kembali mengacungkeras siap menerkam mangsa lagi. Parno kemudian memegang tubuhRiska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yangsebentar lagi terjadi kepadanya yaitusesuatu yang lebih mengerikan. 

Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantaigudang yang kotor itu, Riska yangmentalnya sudah jatuh seolah tersihirmengikuti arahan Parno. Setelah Riska terbaring, Parnomenyingkapkan rok abu-abu seragamSMU Riska hingga setinggi pinggang.Kemudian dengan gerakan perlahan,Parno memerosotkan celana dalamputih yang masih menutupi selangkangan Riska.

Kedua mataParno pun melotot tajam ke arahkemaluan Riska. Kemaluan yangmerangsang, ditumbuhi rambut yangtidak begitu banyak tapi rapi menutupibibir vaginanya, indah sekali. Parno langsung saja mengarahkanbatang penisnya ke bibir vagina Riska.

Riska menjerit ketika Parno mulaimenekan pinggulnya dengan keras,batang penisnya yang panjang danbesar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska. “Aakkhh..”, Riska menjerit lagi,tubuhnya menggelepar mengejangdan wajahnya meringis menahan rasapedih di selangkangannya. Kedua tangan Riska ditekannya diatas kepala, sementara ia dengansekuat tenaga melesakkan batangkemaluannya di vagina Riska dengankasar dan bersemangat. 

“Aaiihh..”, Riska melengking keras disaat dinding keperawanannyaberhasil ditembus oleh batang penisParno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat. Setelah berhasil melesakkan batangkemaluannya itu, Parno langsungmenggenjot tubuh Riska dengankasar. “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riskamengerang-ngerang kesakitan. 

Tubuhnya terguncang-guncang akibatgerakan Parno yang keras dan kasar.Sementara Parno yang tidak peduliterus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basahkuyup oleh cairan vagina Riska yangmengalir deras bercampur darahkeperawanannya. 

Sekitar lima menit lamanya Parnomenggagahi Riska yang semakinkepayahan itu, sepertinya Parnosangat menikmati setiap hentakandemi hentakan dalam menyetubuhiRiska, sampai akhirnya di menit ke- delapan, tubuh Parno kembalimengejang keras, urat-uratnyamenonjol keluar dari tubuhnya yanghitam kekar itu dan Parno punberejakulasi. “Aahh..” 

Parno memekik panjangmelampiaskan rasa puasnya yangtiada tara dengan menumpahkanseluruh spermanya di dalam ronggakemaluan Riska yang tengahmenggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sangguplagi mengimbangi gerakan-gerakanParno. Dan akhirnya kedua tubuh itupunkemudian jatuh lunglai di lantaidiiringi desahan nafas panjang yangterdengar dari mulut Parno. 

Parnopuas sekali karena telah berhasilmelaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yangselama ini menghiasi pandangannyadan menggoda dirinya. Setelah rehat beberapa menittepatnya menjelang Isya, akhirnyaParno dengan becaknya kembalimengantarkan Riska yang kondisinyasudah lemah pulang ke rumahnya.Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska takmampu lagi berjalan normal hinggaParno terpaksa menuntun gadis itumasuk ke dalam rumahnya. 

Suasana di lingkungan rumah yangsepi membuat Parno dengan leluasamenuntun tubuh lemah Riska hinggasampai ke teras rumah dan kemudianmendudukkannya di kursi teras.Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datangkembali untuk menikmati tubuhnyayang molek itu, Parno pun kemudianmeninggalkan Riska denganmengayuh becaknya menghilang dikegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas dikursi teras rumahnya.
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2009 Kompasiapa