
Kejadian ini aku alami saat aku masihbekerja part-time di salah satulembaga pendidikan komputer diJakarta. Waktu itu salah seorangtemanku ada yang menawarkanlowongan di tempat tersebut sebagai instruktur komputer part-time. Aku pikirboleh juga, toh mata kuliahku jugatinggal sedikit sehingga dalamseminggu paling cuma dua hari kuliah.
Sisanya ya nongkrong di tempat kostatau jalan sama temen-temen. Kira-kira di bulan ketiga aku menjadiinstruktur, aku mendapat murid yangmengambil kelas privat untukMicrosoft Office for Beginner.Sebetulnya aku paling malasmengajar beginner di kelas privat. Toh kalo cuma pengenalan ngapain mestiprivat. Kalo advanced sih ketauan.Hampir saja aku tolak kalau waktu ituaku tidak melihat calon muridkutersebut.
Namanya Felice, siswi kelas tiga SMU di salah satu sekolah swasta yangcukup borju di Jakarta. Secara taksengaja aku melihatnya mendaftardiantar maminya, saat aku maumengambil beberapa CD di ruangadministrasi. Tubuh Felice terbilang tinggi untuk gadis seusianya, mungkinsekitar 168 cm (aku mengetahuinyakarena saat dia berdiri tingginya kira-kira sedaguku, sementara tinggiku 182cm) dengan berat mungkin 45-an kg.Kulitnya putih bersih, wajahnya oval dengan kedua mata yang cukuptajam, hidung yang mancung dan bibiryang mungil.
Rambut coklatnya yangdihighlight kuning keemasan tergeraisebatas tali bra.Felice cukup cepat menangkap materi yang kuberikan. Materibeginner yang sedianya diselesaikan24 session, dituntaskan Felice hanyadengan 19 session. Apa boleh buat,sisa waktu yang ada hanya bisakugunakan untuk memberinya latihan- latihan, karena kebijakan darilembaga pendidikan tidakmemperbolehkan murid mengakhiriterm meskipun materi telah selesai.
Aku juga tidak diperbolehkanmemberi materi yang lebih dari kurikulum yang diambil si murid. Yasudah, aku hanya menjaga integritassaja.Di sisa session, sambil latihan akubanyak mengobrol dengan Felice.Gadis manis itu sangat terbuka sekali denganku. Felice cerita mulai darikeinginannya kursus untuk persiapankuliah di bidang kesekretarisan nanti,tentang pacarnya, keluarganya yangjarang memberinya perhatian karenakedua orang tuanya sangat sibuk, sampai urusan.. ehm seks.
Aku cukupterkejut saat mengetahui bahwaFelice sudah mulai berhubungan sekssemenjak kelas tiga SMP denganpacarnya yang berusia 7 tahun lebihtua darinya. Semenjak itu Felice merasa ketagihan dan selalu mencaricara untuk memuaskan nafsunya. Diapernah pacaran dengan 4 cowosekaligus hanya untuk mendapatkankepuasan seksnya.
Kami saling bertukar cerita. Dan Felice juga terkejut ketikamengetahui bahwa hubunganbadanku yang pertama malah denganibu kost. Kami pun banyak bertukarpengalaman. Sampai akhirnya Felicetelah menyelesaikan term kursusnya, kami tetap kontak lewat telephone.Suatu ketika Felice memintaku untukmengajar di rumahnya.
Rupanyasetelah mahir menggunakan MicrosoftOffice, banyak teman-temansekolahnya yang tertarik ingin belajar juga. Felice pun menawarkan merekauntuk 'main belakang'. Karena biayakursus di lembaga tempatku mengajarcukup mahal, Felice mengajak teman-temannya untuk membayarkumengajar di rumahnya dengan separuh harga. Sementara merekaminta kepada orang tua mereka hargakursus di lembaga.Felice and the gank ada enam orangtermasuk Felice sendiri.
Dan aku barutahu bahwa mereka korban kesibukan orang tuanya masing-masing. Yah,tipikal anak-anak metropolitan yangdiberi kasih sayang hanya denganuang. Angie, Vanya, Sisil, Lala dan Ikeadalah teman-teman sekolah Felice.Seru juga ngajarin mereka. Kadang aku mesti meladeni candaan mereka,atau rela menjadi bahan ledekan(karena hanya aku yang cowo).Hari itu baru jam 11 ketika Felicemeneleponku.
Dia memintaku untukdatang lebih cepat dari waktu belajar biasanya. Aku oke-oke saja karenawaktunya memang cocok. Jam 2 akusudah berada di rumah Felice."Tumben Fel, jam segini udah nyuruhgue dateng." tanyaku."Iya, lagi bete.." jawabnya dengan wajah agak kusut. Aku mengacak-acak rambutnya pelan, lalu mencubithidungnya."Kenapa nih? Cerita dong.." Felicetersenyum sambil mencubitpinggangku.
Tiba-tiba gadis itu menarik lenganku dan mengajak kekamar tidurnya."Hei..hei.. apa-apaan nih.." seruku."Nggak apa-apa hihihi.." Felice terusmenarikku hingga ke atas ranjangnya.Tanpa pikir panjang lagi aku segera merengkuh tubuh langsingnya yangterbungkus kaus ketat dan celanapendek. Aku lumat bibir mungilnyayang lembut."Mmmhh.. mm.." bibir kami salingmelumat. Felice kelihatan asyik sekali menikmati bibirku. Kedua tangannyasampai meremas rambutku.Sementara kedua tanganku masukdari bawah kaus untuk merengkuhpayudaranya yang masih terbungkusbra. Ugh.. bulat sekali, bentuknya betul-betul sempurna.

Aku meremas-remas payudara Felice. Gadis itusemakin bernafsu. Lidahnya semakinliar menjelajahi mulutku, dan remasantangannya semakin erat.Tanpa aku minta Felice melepas sendiri kaus yang 'mengganggunya'berikut dengan bra-nya. Hmm.. terlihatjelas sudah dua gundukanpayudaranya yang bulat dan montok.Yang aku heran kenapa kedua putingsusunya masih berwarna merah muda. Padahal Felice cerita bahwa diasudah sering sekali berhubunganbadan.
Tanpa ampun aku langsungmenyambar payudaranya denganmulutku. Lidahku menari-nari lincahmengikuti lekukan payudaranya yang indah."Sshh.. Riioo.. aahh.." Felice mendesahkeasyikkan. Kepalaku dipeluk erat kedadanya. Upss.. hampir aku sesaknafas dibuatnya. Lidahku terusbermain di kedua payudaranya. Juga putingnya. Hhmm.. nikmat sekali,putingnya betul-betul kenyal. Akumenggigitinya pelan-pelan untukmemberikan sensasi di puting Felice."Aahh.. Yoo.." tubuh Felicemenggelinjang menahan rasa nikmat. Kami saling berpelukan erat, dantubuh kami bergulingan tak karuan diatas ranjang. Gairah Felice semakinmemuncak.
Dengan liar gadis itumencopoti semua kancing bajuku danmenanggalkannya dari tubuhku. "Uuhh.. awas ya, sekarang gantian.."katanya. Aku diam saja ketika Felicedengan penuh hasrat melepas celanapanjang dan celana dalamku.Tubuhku sudah bugil tanpa busana.Dengan penuh nafsu, Felice langsung menyambar batang penisku yangmulai mengeras, dan mengisapnya.Aku tersenyum melihat gayanya yangbuas. Aku sedikit memiringkan tubuhkuagar bisa mencapai celanapendeknya.
Tanpa kesulitan aku melepas celana pendeknya daritubuh Felice, sekaligus dengancelana dalamnya. Hmm.. paha gadisitu benar-benar putih dan mulus. Akusegera merangkul kedua pahanyauntuk melumat kemaluan Felice yang tersembunyi di pangkal pahanya.Kami 'terjebak' dalam posisi 69.Dengan liar lidahku menjelajahipermukaan vagina Felice. Jemari-jemariku membantu membeleknya.Aahh.. aroma khas itu langsung tercium.
Aku langsung mengulumklitoris Felice yang seolah melambaipadaku."Uughh.. aahh.. Yoo.. gila lo.. aahh.."Felice sampai menghentikankulumannya di penisku untuk meresapi kenikmatan yang kuberikan divaginanya. Aku tak mempedulikandesahan Felice yang keasyikan,lidahku semakin liar menjelajahivaginanya. Klitoris Felice sampaibasah mengkilat oleh air liurku. Tak tahan oleh kenikmatan yangkuberikan lewat mulut, Felice segerabangkit dari posisinya dan memutartubuhnya yang indah.
Dalam sesaatsaja tubuh putih mulus itu telahmenindih tubuhku. Kedua tangannya bertumpu di ranjang mengapitleherku."Come on Yo.. give me the real one..sshh.." desahnya penuh nafsu sambilmendekatkan vaginanya ke batangpenisku. Aku membantunya dengan menuntun penisku untuk masuk kedalam liang kenikmatan itu. Ssllpp..bbleess.."Sshh.. sshh.. oohh.. Yoo.." Felicemerintih keasyikan seiring dengantubuhnya yang naik turun.
Sementara kedua tanganku asyik memainkankedua puting susunya yang kenyal.Bibir mungil Felice yang terusmendesah kubungkam denganbibirku. Lidahku bermain menjelajahirongga mulutnya. Tubuh Felice mulai menggelinjang menahan kenikmatanyang kuberikan dari segala arah.Pantatnya semakin cepat naik-turun.Dengan gemas aku memeluk tubuhindah itu, dan berguling ke arah yangberlawanan. Sekarang aku yang menguasai permainan. Felicemerentangkan kedua belah kakinyayang putih mulus itu.
Tanpa ampun akukembali menghujamkan batangpenisku yang sudah basah ke dalamvaginanya. Felice kembali merintih tak karuan. Sementara kedua tangankubergerilnya menjelahai pahanya yangmulus. Dengan jemariku aku berikansensasi di sekitar paha, pantat danselangkangan Felice. Tubuh Felicesemakin menggelinjang.
Gadis itu tak kuasa lagi menahan nikmat yangdirasakannya. Dinding vaginanyamulai berdenyut."Rioo.. sshh.. aahh.." akhirnya Felicemencapai klimaksnya. Cairankewanitaannya membanjiri penisku di dalam sana. Tubuhnya langsungtergolek pasrah. Aku tersenyummelihat ekspresinya. Tiba-tiba Felicemerengkuh leherku dan mendekatkanke wajahnya."Awas ya, bentar lagi tunggu pembalasan gue.." desahnya dengannada menantang."Coba kalo bisa, gue mau liat.."jawabku balik menantang serayamengecup bibirnya.
Kemudian kamibersih-bersih bersama di kamar mandi. Aku dan Felice mengulangi lagipermainan tadi di kamar mandi, danuntuk kedua kalinya gadis manis itumencapai klimaksnya.Sekitar jam setengah empat soresebenarnya waktu belajar akan dimulai, namun Felice memaksakuuntuk melakukannya sekali lagi diranjangnya. Gadis itu penasaransekali karena aku belum mencapaiklimaks. Semula aku menolak karenatakut sebentar lagi yang lain datang. Namun Felice membungkam mulutkudengan puting susunya. Apa bolehbuat, kami kembali melanjutkanpermainan.
Benar saja, sepuluh menit sebelumjam empat tiba-tiba pintu kamar terbuka. Rupanya kami baru sadarkalau pintu depan dari tadi tidakdikunci. Sisil dan Ike yang baru sajadatang langsung nyelonong ke kamarsetelah tidak mendapatkan Felice diruangan lain. "Hei.. gila lo berdua..!!" Sisil menjeritheboh.
Aku dan Felice yang sedangdalam posisi doggie style terkejutdengan kedatangan mereka. Akumenatap Felice dengan bingung, tapigadis itu tenang-tenang saja. "Aduh Fel, lo kok gak bilang-bilangsih kalo mo barbequean.. ajak-ajakdong.." cetus Ike tak kalah hebohnya.Felice menanggapi dengan tenang.
"Udah nggak usah ribut, lo join ajalangsung sini.." tanpa dikomando dua kali kedua gadis itu langsungmelepas pakaiannya dan bergabungdengan aku dan Felice di ranjang.Hmm.. aroma sabun dan shampooyang masih segar segera terciumkarena mereka berdua baru saja mandi.Entah kenapa hari itu Angie, Vanyadan Lala kebetulan tidak datang.Angie sempat menelpon untukmemberitahu bahwa dia harusmengantar kakaknya ke dokter.
Vanya ada acara weekend dengankeluarganya, sehingga harusberangkat sore itu juga. SedangkanLala tidak ada kabar.Hari itu otomatis tidak ada session.Kami berempat bersenang-senang di kamar Felice sampai menjelangmalam. Aku sempat tiga kali mencapaiklimaks. Yang pertama saat denganFelice, tapi aku harus membuangspermaku di mulutnya karena Felicetidak mau ambil resiko.
Klimaks yang kedua ketika Ike dan Felice melumatbatang penisku berdua. Aku betul-betul tak tahan saat mulut merekamengapit batang penisku dari sisi kiridan kanan. Dan yang terakhir akutuntaskan di dalam vagina Sisil. Semula aku akan mencabut peniskuuntuk mengeluarkan spermaku di luar.Namun Sisil yang sudah kepalangnafsu malah mempererat pelukannyadi tubuhku, hingga akhirnya spermakumenyembur di dalam.
Dan pada saat yang bersamaan Sisil juga mencapaiklimaksnya.Setelah makan malam, Sisil dan Ikemenelpon ke rumah masing-masinguntuk memberitahu bahwa merekamenginap. Dan kami pun mengulangi kenikmatan-kenikmatan itu semalamsuntuk. Di rumah Felice betul-betulbebas, sehingga permainan kamiberempat betul-betul variatif. Kadangdi ranjang, di ruang tamu, di sofa, dimeja makan, di kamar mandi, di kolam renang.
Yang paling gila waktu Ikemengajakku bermain di gazebo kecilyang dibangun di halaman belakangrumah Felice. Waktu itu sudah jam 1pagi. Asyik sekali ditemani hawadingin kami saling menghangatkan. Malam itu aku betul-betul akrabdengan Sisil dan Ike. Tak sepertisebelumnya, meskipun akrab namunmereka masih menganggapku sepertiguru mereka, jadi masih ada rasasegan. Dari obrolan kami, aku mengetahui bahwa sebetulnyamereka berenam sama-sama pecanduseks.
Felice cerita bahwa merekasering sekali ngerjain anak-anakkelas satu yang baru di sekolahmereka. Rumah Felice ini sering sekali dijadikan ajang pesta seks mereka.Aku sampai geleng-gelengmendengar kegilaan mereka.Hari-hari berikutnya aku jadi akrabdengan mereka berenam. Dikesempatan lain aku berhasil menikmati tubuh keenam abg itu padahari yang sama. Hubungan aku danmereka sempat berlangsung lama,hingga akhirnya setelah mereka lulussekolah dan mereka salingberpencar.
Vanya, Sisil dan Lala melanjutkan studi mereka ke Aussie,sedangkan Ike memilih belajar diUSA, Angie dan Felice sama-sama keSingapore. Tapi kami masih kontak viachat dan email. Beberapa bulan lagirencananya mereka akan sama-sama pulang ke Indonesia, dan kami sudahmempersiapkan rencana pesta yangluar biasa. Tunggu aja ceritanya..END