Aku yang kesepian

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9shiWM0eXEMvjd1L28nCl6NkCg3qehm-kGSynGbKrC3RcaCCyM1dJWDOupncvC7_XrQ5LW2WtsQ1gxGviHTotRzIIWfzdidFHFmE-s7yJ668UPoQAbmSDLJ5hY_rxoIIhVBgB7mdpnTx-/

Aku hidup sendirian, dengan carayang jauh lebih sederhana daripadaketika masih bersama orang tuaku.Sebagian besar gajiku habis untukmakan sehari-hari dan membelipakaian. Sewaktu masih tinggal bersama keluarga, aku tidak begitupeduli dengan pakaian, sehingga takbanyak membelinya.

Kini, setelahbekerja, aku memerlukan pakaian-pakaian yang sesuai. Selain itu, akujuga mulai menata masa depan: aku sekolah lagi, kursus bahasa Inggris.Setiap akhir bulan, hanya sedikit yangbisa kusisakan untuk menambahtabungan.Paviliun tempat tinggalku tertata apik.Ada satu kamar tidur, dapur kecil, kamar mandi dan ruang tamu. Sepisekali rasanya hidup sendirian padabulan-bulan pertama. 

Tetapi entahkenapa, aku menyukai kesendirian itu.Terlebih lagi, baru kali ini aku merasamengurus diriku sendiri, setelah sejak lahir diurus orang lain. Bahkan semasaremaja sampai menikah pun hidupkuselalu diintervensi orang lain. Kini akubebas, dan ternyata melegakan!Kehidupan seks-ku kini munculkembali, setelah lama tak tersentuh. 

Aku tidak mempunyai teman khususpria, dan perlahan-lahan kebutuhanseks kupenuhi secara mandiri. Betul-betul lengkap rasanya kesendirianku,tak ada suami pemberi nafkah, takada laki-laki pemuas dahaga birahi. Semuanya kujalankan sendiri saja.Jika birahiku datang, pada saatsendirian menonton televisi, aku akanmenutup semua korden. Volume TVkubesarkan, lampu kumatikan. 

Dudukdi sofa, kuangkat kedua kakiku, bersandar santai ke jok yang empuk.Di dalam rumah, aku tak pernahmemakai pakaian dalam, dan dasterlonggar adalah satu-satunyapembalut tubuhku. Dengan kakiterkangkang dan mata setengah terpejam, aku menikmati tangan danjariku sendiri. 

Aku biasanya mulai denganmengelus-elus daerah sekitarkewanitaanku yang terasa hangat.Telapak tanganku dengan ringan menekan-nekan bagian atas, tempatbulu-bulu halus yang menghitamlebat. Pada saat seperti itu, keduatanganku aktif di bawah sana. 

Yangsatu mengusap-usap bagian atas,yang lain meraba bibir-bibirnya, menguak sedikit dan menyentuh-nyentuh bagian dalam yang cepatsekali menjadi basah. Denganpangkal ibu jari, kutekan-tekan pulaklitoris-ku, yang selalu tersembunyi dibalik kulit kenyal. 

Aku sering mendesis nikmat setiap kali klitoris itu sepertitergelincir ke kiri ke kanan akibatperlakuan tanganku. Dengan cepat,rasa hangat menyebar ke seluruhtubuhku, dan cairan-cairan cintaterasa merayap ke bawah, ke liang kewanitaanku.Mataku akan terpejam, menikmatikegelian itu. 

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcC8PpmoXvoyH6F4SVDv55maeMQwzVijV4UEcA9nnkhIBPa57dUziwgczCcIbgzH9Viu6lwatUICQXbNzqvr-yb92MSzeOraGm-TvCZjpbz2IclPKMHP3ua0-cOAZeJbBj7eJfYG4jUEE/s1600/masturbasi1.jpg

Kadang-kadang akumembayangkan almarhum kekasihku,tetapi akhir-akhir ini semakin sulitrasanya. Aku lebih mudah membayangkan sembarang pria, ataubintang film pujaanku, atau samasekali seorang yang tak pernahkutemui. Seseorang yang hanya adadalam khayalanku. 

Tak berapa lama, bibir kewanitaanku terasa menebal, dan saling menguakseperti bunga yang merekah. Denganjari tengah dari tangan yang lain,kutelusuri celah-celah kewanitaanku.Aku tidak pernah memelihara kukuhingga panjang, karena selain menghalangiku mengetik dengancepat, juga karena aku malasmerawatnya.

Tanpa kuku, jaritengahku dapat leluasa menimbulkangeli dan gatal di bawah sana. Turun kebawah, sampai mendekati lubang pelepasanku, lalu naik lagi, melewatiliang senggamaku yang mulaiberdenyut-denyut lemah, melewatilubang air seni, terus.. naik lebih tinggi,bertemu telapak tanganku yang lainyang masih mengusap-usap klitoris-ku. Oh.. betapa nikmat permainan yangperlahan-lahan dan sepenuhnyadalam kendaliku ini. 

Terkadang jauhlebih nikmat daripada dilakukanorang lain!Lama-lama, aku tak tahan lagi. Sekaligus dua jari kumasukkan kedalam liang kewanitaanku. Akumemutar-mutar kedua jari itu di dalam,agar dinding-dinding kewanitaankumendapat sentuhan-sentuhan. 

Mula-mula sentuhan itu cukup ringan saja. Tetapi lalu aku mulai mengerang,karena geli-gatal semakin memenuhiseluruh tubuhku, dan rasanya ingindigaruk dan diurut di bawah sana. 

Terutama di dinding bagian atas,tempat sebuah bagian yang sangat sensitif, entah bagian apa namanya.Bagian itu membuat tubuhkumengejang jika tersentuh jari. Kesanalah jari tengahku menuju,mengurut-urut dan menekan-nekan.Semakin lama semakin cepat dan keras. Aku bahkan sampai merasaperlu mengangkat pinggulku,membuat posisi dudukku semakinterkangkang. 

Pada saat seperti itu, tak ada yangbisa menghentikanku. Kalau telpon berdering, aku biarkan. Kalau pun adayang mengetuk pintu, barangkali jugaakan kudiamkan (tetapi belum pernahada tamu pada saat seperti ini!).Mungkin gempa bumi pun tak kanmampu mengehentikanku. Tanganku bergerak dengan cepat dan keras.Mataku terpejam erat, mulutku takberhenti mengerang, karena itu akuperlu mengeraskan volume televisi. 

Lalu klimaks akan datang dengancepat, menyerbu seluruh tubuhku, berawal dari dalam liangkewanitaanku, tempat kedua jariku(kadang-kadang tiga jari) mengaduk-aduk. Tanganku yang lain tak lagisanggup berada di atas klitoris,karena pada saat klimaks aku perlu berpegangan ke sofa, kalau tidakingin jatuh bergelimpangan ke lantai.Klimaksku selalu menggelora, selalumembuatku mengejang danmenggelinjang hebat. 

Kedua kakikuakhirnya terhempas ke lantai, menegang dan menekan sepertihendak melompat. Tubuhkuberguncang. Nafasku memburu. Kenikmatanku tak mudahtergambarkan kata-kata.Lalu timbul perasaan nyaman, tetapi gatal dan geli belum hilang. Makabiasanya aku langsung mematikan TVdan pergi ke kamar tidur. 

Di ranjang,aku melanjutkan lagi kegiatan itu, kaliini dengan bantuan bantal guling.Kujepit erat bantal guling yang terbungkus kain halus dan licin.Kugesek-gesekan kewanitaanku disana, sehingga seringkali bungkusbantal harus kucuci keesokanpaginya. 

Setelah menggesek-gesek dengan bantal guling, kembali kumasukkanjari-jari tanganku. Dengan cepat jari-jari itu membawaku mencapai klimaksyang berikutnya, yang seringkali lebihnikmat daripada yang pertama,apalagi karena kulakukan sambil tidur, dengan kedua kaki terangkatsampai kedua lutut menyentuhpayudaraku.Barulah kemudian aku tertidur denganrasa letih yang nyaman. 
 http://m.okezone.com/mimg/2009/11/08/24/273422/medium_yZ4h2zuJpG.jpg
Otot-otottubuhku terasa bagai sehabis dipijat. Seperti sehabis berolahraga, laludipijat seorang yang ahli. Nyamandan damai sekali tidurku, dengansenyum kepuasan membayang tipis dibibirku. Biasanya aku baru terbangundi pagi hari. Sendirian. Tanpa siapa pun di sisiku. TAMAT
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2009 Kompasiapa