"Mudik Lebaran", Tradisi yang Tidak Bisa Ditinggalkan

Percaya atau tidak, tradisi yang satu ini memang tidak pernah bisa ditinggalkan oleh umat muslim pada saat Hari Raya Idul Fitri. "Mudik", begitulah mereka menyebutnya, satu kata yang mewakili beribu makna. Bagi mereka yang berada jauh dengan keluarga atau sedang merantau untuk bekerja atau yang lain, mudik sangatlah berarti untuk mereka dan harus dilakukan. Mudik merupakan harapan mereka untuk berkumpul kembali dengan keluarga, walaupun cuma sebentar. Mudik, untuk melepas kangen kepada orang-orang yang disayangi di daerah kelahiran. Tradisi mudik selalu diutamakan pada waktunya, biarpun berat akan tetap dilakukan, hanya satu tujuannya yaitu berkumpul dan silaturrohmi dengan keluarga dan sanak saudara. Mudik, membawa kebahagiaan tersendiri bagai yang melakukannya, punya kesan tersendiri bagi yang mengerjakannya. Biar jauh, biar lelah, biar berat tetap akan dikerjakan.
Mudik lebaran biasanya dilakukan oleh umat muslim untuk berkumpul dengan keluarganya di tempat kelahiran. Mereka yang telah lama meninggalkan keluarganya untuk bekerja, kuliah dan lain-lain bisa melepas kerinduan dan bercengkeraman dengan keluarga dan sanak saudara. Mudik lebaran biasanya dilakukan pada hari-hari menjelang Hari Raya Idul Fitri atau di hari-hari terakhir bulan Ramadhan. Berbgai keperluan disiapkan untuk oleh-oleh di daerah asal. Mudik juga sering disebut "Pulkam" atau Pulang Kampung. Pulang kampung ini biasanya panggilan untuk orang Jawa yang merantau ke daerah lain. Mudik/ Pulang Kampung memang membawa kebahagiaan untuk orang yang pulang dan orang yang didatangi. Kebahagiaan bertemu dengan orang yang telah lama tidak dilihatnya.
Tradisi Mudik memanglah tidak diwajibkan dalam hukum islam, akan tetapi yang dianjurkan untuk dilakukan adalah silaturrohmi. Kebiasaan mudik memang terkadang membawa dampak negatif juga bagi yang akan melakukannya. Kebutuhan akan mudik adalah sangat besar, dan itu harus disiapklan oleh orang-orang yang akan mudik. Pada waktunya mudik, segala biaya akan berubah dari awalnya, mulai dari ongkos transportasi yang memang sudah barang tentu menjadi lebih tinggi. Belum lagi harga barang-barang yang mau dijadikan oleh-oleh di kampung nanti, pastinya juga mahal.
Banyak sekali kesulitan yang ditemui dalam melakukan mudik. Kesulitan pertama adalah kesulitan untuk mendapatkan tiket transportasi untuk mudik. Perlu tenaga dan biaya ekstra untuk mendapatkan tket itu. Bedesak-desakan untuk mendapatkan tiket merupakan kejadian yang tidak dapat dihindari. Belum nanti di dalam trasportasinya, berdesak-desakan dengan penumpang lain adalah hal biasa. Lelah yang didapat menjadi berlipat ganda dari hari-hari biasanya.
Puncak arus mudik biasanya berada pada hari-hari mendekati lebaran. Mulai dari H-10 sampai H-1. Tapi terkadang juga masih banyak yang mudik setelah sholat 'id, yaitu H+1 sampai H+2.
Segala persiapan lembaga transportasi dan pemerintah pun terus ditingkatkan untuk kenyamanan dalam pelaksaan mudik lebaran. Armada transportasi terus ditambah untuk mencukupi warga yang akan melakukan mudik. Fasilitas lainnya pun tidak lepas dari pengamatan dan tindakan, seperti halnya posko-posko yang disediakan untuk para warga yang sedang mudik. Posko ini sangat membantu dalam keamanan, kenyamanan dan ketenangan para warga yang melakukan mudik. Posko-posko ini biasanya disediakan oleh perusahaan-perusahaan dan lembaga layanan masyarakat seperti kepolisian. Ini adalah wujud kepedulian dari mereka untuk harapan warganya. Sarana prasaranapun terus diperbaiki semisal jalan raya yang terus diperbaiki untuk menunjang kelancaran transportasi mudik lebaran.

Begitulah "MUDIK LEBARAN".

Mudik Lebaran, tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Berhati-hatilah saudara-saudara semua yang akan melakukan mudik lebaran, keluarga di rumah sedang menunggu kita. Semoga lancar sampai tujuan semua, Amin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir dan Batin
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2009 Kompasiapa