Sungguh malang nasib Kusnadi (47), warga Desa Paoawan, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur. Ia menderita tumor di kepala bagian belakangnya sejak tujuh tahun lalu hingga kini sebesar bola voli.
Kusnadi dan seluruh keluarganya tidak dapat berbuat banyak untuk menanggung biaya pengobatannya tersebut. Setiap hari, Kusnadi hanya bisa duduk di rumah sambil menahan rasa sakit yang dia derita. Bahkan, akibat rasa sakit penyakitnya itu, ia sering jatuh pingsan.
“Ya kalau benjolan daging ini diangkat, mungkin beratnya bisa mencapai enam kilogram,” kata Kusnadi kepada reporter harian SURYA (Kompas Gramedia Group) di rumahnya, Selasa (1/6/2010).
Kusnadi semula menyangka itu hanya benjolan biasa karena awalnya hanya sebesar kelereng. “Saya baru tahu dari dokter, ternyata benjolan ini tumor,” kata buruh serabutan ini.
Kusnadi mengaku selalu tersiksa karena setiap hari beban di kepalanya terasa semakin berat. “Dokter memang menyarankan segera dioperasi karena kalau tidak dioperasi, akan semakin besar,” ujar Kusnadi.
Namun, Kusnadi selalu terbentur soal biaya. Beruntunglah, mulai tahun ini, ia mendapatkan bantuan biaya operasi dari Pemerintah Kabupaten Situbondo. “Rencananya, Kamis ini pasien itu akan dirujuk ke Surabaya untuk menjalani pemeriksaan,” kata Indartok, petugas Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Abdoer Rachem, Situbondo.
Kusnadi dan seluruh keluarganya tidak dapat berbuat banyak untuk menanggung biaya pengobatannya tersebut. Setiap hari, Kusnadi hanya bisa duduk di rumah sambil menahan rasa sakit yang dia derita. Bahkan, akibat rasa sakit penyakitnya itu, ia sering jatuh pingsan.
“Ya kalau benjolan daging ini diangkat, mungkin beratnya bisa mencapai enam kilogram,” kata Kusnadi kepada reporter harian SURYA (Kompas Gramedia Group) di rumahnya, Selasa (1/6/2010).
Kusnadi semula menyangka itu hanya benjolan biasa karena awalnya hanya sebesar kelereng. “Saya baru tahu dari dokter, ternyata benjolan ini tumor,” kata buruh serabutan ini.
Kusnadi mengaku selalu tersiksa karena setiap hari beban di kepalanya terasa semakin berat. “Dokter memang menyarankan segera dioperasi karena kalau tidak dioperasi, akan semakin besar,” ujar Kusnadi.
Namun, Kusnadi selalu terbentur soal biaya. Beruntunglah, mulai tahun ini, ia mendapatkan bantuan biaya operasi dari Pemerintah Kabupaten Situbondo. “Rencananya, Kamis ini pasien itu akan dirujuk ke Surabaya untuk menjalani pemeriksaan,” kata Indartok, petugas Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Abdoer Rachem, Situbondo.